""

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Darurat Militer Korea Selatan, Keputusan Yoon Suk Yeol yang Menuai Kontroversi

img

Keputusan mendadak Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan darurat militer Korea Selatan mengejutkan publik. Perintah yang dikeluarkan pada Selasa malam (03/12) itu menjadi sorotan karena merupakan yang pertama kali dalam hampir 50 tahun. Dalam pidatonya, Yoon menyebut bahwa pengumuman ini dilakukan untuk menghadapi ancaman kekuatan anti-negara yang dianggap membahayakan stabilitas nasional. Namun, fakta bahwa ancaman tersebut berasal dari dinamika politik dalam negeri memicu perdebatan luas.  

Langkah ini menuai respons besar dari masyarakat dan politisi Korsel. Ribuan orang berkumpul di depan parlemen sebagai bentuk protes atas apa yang dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, para anggota parlemen dari kubu oposisi bergegas mendorong pemungutan suara untuk mencabut perintah darurat militer. Beberapa jam setelah pengumuman, perintah itu akhirnya dicabut. Namun, dampaknya terhadap situasi politik di Korea Selatan tetap terasa hingga kini.  

Keputusan darurat militer adalah tindakan yang jarang ditempuh di negara demokrasi modern. Langkah ini juga memicu proses pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol, yang dianggap bertindak berlebihan. Protes besar yang melibatkan warga dan politisi mencerminkan keresahan masyarakat Korsel terhadap keputusan tersebut.  

Latar Belakang Keputusan Darurat Militer  

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan darurat militer Korea Selatan pada malam 3 Desember 2024. Pidato darurat ini disiarkan langsung melalui televisi pada pukul 23.00 waktu setempat. Dalam pidatonya, Yoon menyebut ancaman dari kekuatan anti-negara sebagai alasan utama pengumuman tersebut. Namun, tidak ada bukti bahwa keputusan ini terkait dengan ancaman dari Korea Utara. Sebaliknya, para pengamat menilai bahwa alasan sebenarnya adalah dinamika politik dalam negeri yang memanas.  

Apa Itu Darurat Militer?  

Darurat militer adalah keadaan di mana kontrol pemerintahan dialihkan sementara kepada pihak militer. Dalam konteks ini, Yoon menginstruksikan militer untuk mengambil alih beberapa fungsi pemerintahan, termasuk pengamanan parlemen. Keputusan ini juga melibatkan pengerahan tentara dan polisi ke gedung parlemen, bahkan beberapa helikopter mendarat di atap gedung tersebut. Martial law adalah langkah ekstrem yang jarang digunakan di negara demokrasi seperti Korea Selatan.  

Pengumuman ini langsung memicu gelombang protes di berbagai kota di Korea Selatan. Ribuan warga berkumpul di depan gedung parlemen untuk menuntut pencabutan perintah darurat. Mereka juga menyerukan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol atas tindakannya yang dianggap berlebihan. Protes besar ini memperlihatkan betapa masyarakat Korsel sangat menghargai nilai-nilai demokrasi.  

Di parlemen, anggota dari kubu oposisi bergerak cepat untuk menentang pengumuman korsel darurat militer. Mereka mengajukan pemungutan suara darurat untuk mencabut perintah tersebut. Selain itu, proses pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol juga dimulai, menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat dalam dunia politik Korea Selatan.  

Pengumuman Darurat Militer Korea Selatan Dicabut  

Hanya beberapa jam setelah pengumuman, Presiden Yoon Suk Yeol akhirnya mencabut perintah darurat militer. Langkah ini diambil setelah tekanan besar dari publik dan parlemen. Meski perintah itu telah dicabut, dampaknya terhadap kredibilitas presiden dan stabilitas politik Korsel masih terasa hingga kini.  

Para pengamat politik menyebut bahwa langkah Presiden Yoon mencerminkan posisinya yang terpojok. Dalam pidatonya, Yoon menuding oposisi sebagai dalang dari kekacauan politik. Namun, banyak pihak menilai bahwa pengumuman darurat militer Korea lebih bersifat strategis untuk mempertahankan posisinya di tengah tekanan politik.  

Keputusan ini tidak hanya berdampak pada politik dalam negeri, tetapi juga mencoreng citra demokrasi Korea Selatan di mata internasional. Penggunaan martial law Korea untuk menangani masalah politik internal dianggap menciptakan preseden buruk. Selain itu, aksi protes besar yang melibatkan warga menunjukkan adanya ketidakpercayaan publik terhadap pemerintahan saat ini.  

Kisah pengumuman darurat militer Korsel oleh Presiden Yoon Suk Yeol menjadi pelajaran penting dalam sejarah politik Korea Selatan. Langkah ini tidak hanya memicu kontroversi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana masyarakat dan parlemen dapat bersatu untuk mempertahankan nilai-nilai demokrasi. 

Meskipun perintah darurat militer Korea Selatan telah dicabut, dampaknya terhadap stabilitas politik Korsel masih akan terus dibicarakan. Semoga peristiwa ini menjadi pengingat untuk selalu menjaga demokrasi dan kepercayaan publik di negara mana pun.


© Copyright 2024 - teknomassakini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

" " " " "
"